Jumat, 17 Mei 2013

Pembinaan PHBS Di Sekolah Bagi Gudep Penggalang-Siaga

Untuk penerapan tentang kebersihan, Saka Bakti Husada Pangkalan Puskesmas Pesanggaran, mengadakan kegiatan terjun pangkalan ke SDN 6 Kesilir untuk memberikan materi kepada adik-adik siaga tentang materi dokter kecil, kebersihan gigi, dan cara mencuci tangan yang baik dan benar.


Tahukah kalian tentang istilah dokter kecil? Dokter kecil merupakan upaya pendekatan edukatif dalam rangka mewujudkan perilaku sehat di antaranya perilaku kebersihan perorangan dimana anak didik dilibatkan aktif sebagai pelaksanaannya. Melalui kegiatan ini diharapkan dokter kecil lebih berperan aktif dalam membantu kegiatan UKS di sekolah masing-masing. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter kecil.

Selain kegiatan di atas, adik-adik siaga dan penggalang juga diajari cara menggunakan pemeriksaan detak jantung menggunakan stetoskop, mengukur suhu dengan termometer dan memeriksa kenormalan mata menggunakan penlight.
Kegiatan selanjutnya, adik-adik siaga dan penggalang diajari tentang menggosok gigi yang baik dan benar, yaitu dengan menyikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi, Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. "Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan, gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi, gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin, Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis gusi", begitulah kurang lebihnya gambaran materi yang disampaikan.

Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis, Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering sehingga dapat mongering setelah dipakai, Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski sikat sudah dibersihkan, Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi Anda.
Materi ke-3 adalah tentang cara mencuci tangan yang baik yaitu dengan: Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengali, Gunakan sabun di bagian telapak tangan yang telah basah, Digosok telapak tangan ke telapak tangan, sehingga menghasikan busa secukupnya selama 15-20 deti, Bilas kembali dengan air bersih, Tutup kran dengan siku atau tissu, Keringkan tangan dengan tissu / handuk kertas, Hindarkan menyentuh benda disekitarnya setelah mencuci tangan.

DIKLAT KRIDA SAKA BAKTI HUSADA


Dalam rangka diklat yang diadakan oleh para pengurus puskesmas kwaran Pesanggaran yang diselenggarakan dari pukul 08.00 sampai jam 12.00 kemarin, para anggota Saka Bakti Husada mengikutinya dengan antusias. Dan mereka juga sangat semangat untuk menerima materi-materi yang diberikan langsung oleh 6 instruktur yang membidangi masing-masing Krida Saka Bakti Husada, di antaranya: Dr. Hj. Indah Sri Lestari, MMRS, Dr. Anis, Bu. Rini, Hari Santoso, materi gizi disampaikan oleh Pak Muklas, sedangkan untuk materi PHBS disampaikan langsung oleh KAMABISAKA yaitu Dr. Yulius Roni Satrio.

Materi yang disampaikan antara lain, selayang pandang tentang HIV/AIDS yang termasuk dalam KRIDA BINA PENANGGULANGAN PENYAKIT, narkoba, obat dan kegunaanya yang termasuk dalam KRIDA BINA OBAT, Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang termasuk dalam KRIDA BINA GIZI, IMS dan keadaan janin di dalam rahim yang termasuk dalam KRIDA BINA KELUARGA SEHAT, keadaan rumah sehat yang termasuk dalam KRIDA BINA LINGKUNGAN SEHAT, dan kantin sekolah sehat yang termasuk dalam KRIDA BINA PHBS.

Materi selayang pandang tentang HIV/AIDS adalah mengenai bagaimana pandangan para pemuda tentang HIV/ AIDS serta bertujuan untuk memberikan gambaran kepada mereka tentang bahaya HIV/ AIDS. Selain itu juga mengulas mengenai bagaimana penularan HIV/AIDS tersebut.

Materi Narkoba, Obat Dan Kegunaanya. Membahas tentang perbedaan antara obat bebas, obat bebas terbatasm obat kerar, dan obat narkotika seperti NARKOBA. Dan pengetahuan bagaimana bahayanya penggunaan obat-obat terlarang, sikap yang kita terapkan jika ada seseorang yang terinfeksi NARKOBA dan pengobatan yang harus dilakukan jika terjadi keracunan obat.

Materi Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) juga memberikan pengetahuan tentang bagaimana gizi yang baik dan yang harus kita konsumsi setiap hari. Juga mengajarkan bagaimana prinsip memilih dan mengatur makanan atas dasar kelompok sumber zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat.

Materi IMS dan keadaan janin di dalam rahim , yang dibahas adalah mengenai keadaan rahim saat terjadi pembuahan dan sampai menjadi janin, dan mengenai diusia yang baik untuk mempunyai anak, karna apabila memiliki anak diusia muda (17 ke bawah) atau di usia tua (40 ke atas) kurang baik bagi pertumbuhan janin didalam kandungan dan setelah dewasanya. Memberi tahu penyakit yang bisa terjangkit didalam alat reproduksi. Dan memberitahukan kepada para remaja dampak yang akan diperoleh apabila melakukan seks bebas seperti halnya penyakit IMS.

Materi Keadaan Rumah Sehat, materi yang disampaikan mengenai bagaiman keadaan rumah yang sehat. Seperti penggunaan jamban, salah satu pengunaan jamban yang sehat adalah menggunakan jamban leher angsa.

Materi Kantin Sekolah Sehat, membahas tentang bagaimanana gambaran tentang parameter kantin sekolah sehat, dan bagaimana jajanan yang sehat dan tidak sehat, yang baik dikonsumsi maupun yang tidak baik untuk dikonsumsi.

Diklat yang diadakan kemarin juga bisa menjadi pedoman bagi para adik-adik, untuk bisa masuk kedalam krida-krida yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Minggu, 05 Mei 2013

Penyuluhan Keluarga Sehat

Proses sosialisasi K3
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan sekitarnya, Saka Bakti Husada Kuwaran Pesanggaran mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah Kwarran Pesanggaran. Hal ini dilakukan dengan melakukan pendataan terhadap beberapa prioritas kesehatan keluarga sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada.

Dengan berpedoman pada K3 (Kartu Kesehatan Keluarga), kegiatan sosialisasi dan penyuluhan meliputi beberapa aspek. Beberapa di antaranya adalah kebersihan rumah, kebersihan jamban, kepadatan rumah, pemberian ASI esklusif pada anak, tempat pembuangan sampah, ventilasi udara, pemeriksaan jentik-jentik nyamuk, dan pendataan keluarga.

Beberapa kondisi masyarakat pada saat penyuluhan K3
Beberapa upaya ini merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap arti
penting kesehatan sekitar dengan berpedoman pada K3. Selain itu, juga bertujuan agar masyarakat tahu bagaimana cara menjaga kesehatan keluarga mereka secara mandiri, melakukan tindakan preventif, serta dapat mengembangkan pola-pola hidup sehat.

Salah satu kondisi buruk lingkungan perumahan warga
Dari data yang diperoleh terdapat beberapa keluarga yang masih belum peduli terhadap kesehatan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari keadaan jamban yang kurang memadai seperti membuat jamban yang belum permanen, menggunakan sungai sebagai jamban, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu. Keadaan tempat penampungan air sebagai tempat jentik-jentik nyamuk juga masih banyak ditemui pada saat proses penyuluhan dan sosialisasi ini. Pembuangan sampah yang seharusnya dibakar malah mereka timbun di sebelah rumah, juga menjadi pemandangan lain yang menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungannya masih sangatlah minim.

Semoga dengan adanya penyuluhan K3 ini diharapkan agar masyarakat mau menjaga kebersihan kesehatan keluarga mereka. Sehingga pada akhirnya resiko akan penyakit yang berbahaya pun dapat diminimalisir sedini mungkin. PHBS di lingkungan keluarga pun dapat diterapkan dengan maksimal.

Salam Pramuka! Sehat ada karena SBH jaya!

UPGK (Usaha Peningkatan Gizi Keluarga)

Proses kegiatan UPGK di Posyandu
Dalam rangka implementasi SKK Krida PHBS di keluarga, Saka Bakti Husada Kwaran Pesanggaran berpatisipasi aktif dalam kegiatan Posyandu di beberapa desa di wilayah Kwartir Ranting Pesanggaran. Dua desa yang menjadi objek sasaran kegiatan ini adalah Desa Sumbermulyo dan Desa Lampon. Pada kegiatan kali ini anggota SBH berusaha menerapkan prinsip-prinsip UPGK khususnya di Posyandu sebagai sarana untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Salah satunya upaya pada kegiatan ini adalah penimbangan bayi.

Contoh KMS
Penimbangan bayi merupakan salah satu upaya untuk memantau perkembangan pertumbuhan anak di bawah umur 5 tahun. Dan setiap ibu yang memiliki anak di bawah umur 5 tahun herus mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat). KMS merupakan kartu untuk mencatat dan memantau perkembangan balita dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS sehingga dapat diketahui status pertumbuhan anaknya. Apabila berat badan di bawah garis merah, maka hal tersebut merupakan awal tanda balita gizi buruk.

Proses penyuluhan kepada ibu balita
Dalam kegiatan tersebut anggota Saka Bakti Husada juga berperan aktif dalam proses pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya memantau pertumbuhan anak. Hal ini dikarenakan masih banyak sekali para ibu yang masih belum mengetahui arti penting dari KMS bagi anak balitanya. Kebanyakan masyarakat hanya menganggap bahwa KMS sekedar kartu untuk melihat berat badan bayi dari bulan ke bulan. Padahal tidak hanya itu. KMS sebetulnya lebih berfungsi sebagai pemantau tingkat kesehatan dan tingkat kenormalan anak yang dapat diketahui melalui pertumbuhan berat badannya.
Dari sinilah para anggota SBH berpartisipasi aktif untuk menerapkan cara bagaimana penimbangan bayi dan mengisi KMS dengan benar sebagai upaya penerapan UPGK di Posyandu. Hal ini pula yang akan menjadi bekal bagi para laskar SBH sebagai kader kesehatan yang mampu menunjukkan darma baktinya kepada masyarakat.