Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) merupakan
tindakan awal yang harus segera diberikan kepada korban/ pasien pada saat
kondisi darurat. Tindakan ini merupakan pertolongan awal sebagai tindakan
pencegahan agar kondisi korban tidak semakin parah, sebelum pada akhirnya
mendapatkan penanganan dari pihak medis.
Jika ditinjau dari contoh kasus yang terjadi, PPGD
memiliki banyak sekali macam. Di antaranya PPGD korban patah tulang, luka
bakar, benda tertelan, korban tenggelam, digigit ular, bahkan PPGD kepada
korban dalam kondisi kritis ketika menderita beberapa penyakit tertentu.
Sebagai contoh saja ketika orang tua kita menderita tekanan darah tinggi atau
mungkin adik kita menderita demam. Tentunya akan lebih praktis jika kita mampu mengetahui
tanda-tanda dari kondisi tersebut. Apalagi jika kita mampu menentukan bahwa
orang tua atau sanak saudara kita sedang mengalami kondisi tersebut.
Berdasar kasus itulah maka Saka Bakti Husada
Kwarran Pesanggaran berusaha memberikan pengetahuan dasar seputar alat-alat
kesehatan agar setidaknya ada bekal untuk melakukan tindakan pertama terhadap
beberapa gangguan kesehatan yang sekiranya membutuhkan beberapa penanganan agar
tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk. Pengenalan alat-alat kesehatan ini
digunakan sebagai langkah PPGD terhadap beberapa kasus yang telah dicontohkan
seperti di atas.
Termometer
Dalam dunia medis, termometer digunakan untuk
mengukur suhu badan. Catatan suhu yang tertera dalam termometer digunakan
sebagai acuan untuk mengetahui kondisi seseorang sedang menderita demam,
hypotermia, atau mungkin beberapa kondisi/ penyakit yang lain. Secara umum suhu
tubuh normal seseorang berkisar antara 36 – 38 ºC.
Jika suhu tubuh seseorang jauh lebih besar atau lebih kecil dari pedoman suhu
normal tersebut, maka bisa dikatakan seseorang tersebut sedang mengalami gangguan
kesehatan yang membutuhkan penanganan dengan segera.
Cara pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer
yakni dengan meletakkan ujung termometer pada lipatan ketiak atau pada mulut. Secara
umum penggunaan termometer raksa maupun digital sama. Tunggu hingga kurang lebih
5 menit. Namun dari kedua cara tersebut dianjurkan untuk memakai cara pertama
saja. Sebab memasukkan ujung termometer ke dalam mulut dikhawatirkan akan
penularan berbagai bibit penyakit yang mungkin bisa ditimbulkan dari termometer
yang kurang steril. Apalagi jika termometer tersebut digunakan secara
bergantian.
Stetoskop
Stetoskop digunakan untuk memeriksa denyut nadi
atau denyut jantung. Cara penggunaannya pun sangat mudah. Tinggal meletakkan
bagian kepala stetoskop pada dada atau pada daerah-daerah dengan denyut nadi
yang mudah teraba seperti lipatan siku, pangkal leher, dsb. Denyut ini dapat
dengan mudah diketahui melalui alat pendengar yang ada pada stetoskop.
Tensimeter
Tensimeter memiliki banyak jenis di antaranya tensimeter
raksa, jarum, digital, dsb. Keseluruhannya memiliki banyak keunggulan dan
kekurangan. Namun dari keseluruhan jenis tensimeter yang ada, cara
penggunaannya pun pada dasarnya sama.
Sebagai alat pengukur tekanan darah, tensimeter
merupakan media praktis yang dapat digunakan. Untuk bisa menggunakan tensimeter
ini, kembali kita membutuhkan bantuan stetoskop sebagai alat penentu tekanan
darah seseorang. Caranya adalah sebagai berikut:
- Tutup dahulu skrup pada balon pemompa hingga rapat
- Pasang manset pada lengan atas kira-kira 3 cm di atas lipatan siku. Pemasangan manset tidak boleh terlalu ketat/ terlalu longgar dan jangan dipasang di bawah baju
- Pompa balon tensi sambil letakkan tiga jari pada pembuluh nadi yang terletak di lipatan siku
- Setelah denyut nadi tidak terasa maka hentikan pemompaan dan letakkan kepala stetoskop pada lipatan siku tersebut
- Buka skrup pengunci perlahan sambil mengamati jarum tensimeter dan suara pada stetoskop
- Ketika terdengar suara detakan untuk pertama kalinya, maka nilai yang ditunjukkan oleh jarum tensi adalah nilai tekanan sistole
- Lepas terus skrup pengunci sampai suara detakan pada stetoskop benar-benar hilang. Suara detakan terakhir yang terdengar merupakan nilai tekanan diastole.
Praktik mengukur tensi darah |
Nilai diastole merupakan nilai bawah, rentang waktu
ketika jantung berelaksasi. Nilai normal untuk diastole adalah 80 mmHg.
Tensi normal seseorang pada umumnya adalah 120/80.
Jika tensi seseorang menunjukkan nilai 140/100 atau lebih, maka bisa dikatakan
orang tersebut menderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Sedangkan jika
tensi seseorang menunjukkan nilai 100/60 atau kurang, maka bisa dikatakan orang
tersebut menderita hipotensi (tekanan darah rendah).
Tentunya jika kita mengetahui hal-hal yang sudah
diulaskan seperti di atas, kita tidak akan kesulitan lagi menentukan seseorang
sedang dalam kondisi bagaimana. Sehingga kita bisa melaksanakan tindakan lanjut
sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Maka tidak ada salahnya bukan jika
kita belajar jadi dokter muda mulai dari sekarang? :)
0 komentar:
Posting Komentar