Suasana saat materi |
Untuk lebih memantapkan pengetahuan adik-adik Saka
Bakti Husada Kwaran Pesanggaran tentang Kesehatan, adik-adik diberikan bekal
materi tentang bagaimana harus menjaga kesehatan reproduksi remaja. Dan
bagaimana bahayanya apa bila kesehatan reproduksi tersebut tidak diperhatikan.
Dan juga meberikan wawasan kepada mereka beberapa batas umur untuk wanita
menikah dan mempunyai anak, yaitu minimal 21 tahun seorang wanita diperbolehkan
menikah dan mempunyai anak.
Sekilas materi yang disampaikan sebagai berikut.
Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Cori sekunder individu dewasa adalah pada
pria saat tampak tumbuh kumis, jenggot, dan rambut disekitar alat kelamin dan
ketiak. Suara menjadi lebih besar, dada melebar, serta kulit relatif lebih
kasar. Dan pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan
ketiak, payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.
Sedangkan organ
kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu, pada pria sejak usia
ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam skrotum. Kelenjar
prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan untuk berseggama
dalam perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma
sekali ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya
secara alamiah.
Pada wanita,
kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Hormon kelamin
wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil konsepsi bila ovum
dibuahi oleh sperma. Sejak saat ini wamita akan mengalami ovulasi dan
mentruasi. Pada masa mejelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri
sangatlah sensitif. Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika
tidak dibuahi, maka ovum akan mati dan terjadilah mentruasi.
Perilaku seks
remaja yang tidak sehat dan diluar nikah akan menimbulkan resiko atau masalah
yang berkaitan dengan kehamilan yang tidak diinginkan yang meliputi, pembunuhan
bayi karena faktor malu, pengguguran kandungan yang dilakukan secara tidak
aman. Dan dampak kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja putri baik
terhadap masalah gizi dan kesehatan reproduksi lainnya.
Dari hubungan
seksual juga dapat menimbulkan masalah penyakit menular seksual seperti,
siphilis, gonorheae, chlamidya, herpes, dan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency
Virus/Acquirea Immunodeficiency Syndrome). Dan dari waktu kewaktu, mobilitas
remaja indonesia yang meningkat pesat, arus informasi yang sangat kuat, dan
semakin bertambahnya remaja yang berisiko ikut meningkatkan kasus penularan
HIV/AIDS.
Sebagian besar dari para remaja tidak memiliki
akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak memadai, informasi yang
benar. Dan upaya pencegahan HIV/AIDS dan infeksi seksual menular lainnya
seringkali tidak tersedia bagi para remaja. Maka dari itu sebagai kader-kader
kesehatan adik-adik patut diberikan informasi mengenai masalah kesehatan
reproduksi, agar dapat membantu menurunkan masalah kesehatan reproduksi remaja.
Dan menurunkan dampaknya secara keseluruhan.
0 komentar:
Posting Komentar