Latgab Asa Bati Saraka. Sebuah istilah yang
merupakan gagasan terwujudnya kegiatan bersama ini. Merupakan sebuah singkatan
dari Latihan Gabungan Antar Saka Bahari, Bakti Husada, dan Wirakartika. Asa di
sini juga memiliki arti harapan, dengan maksud agar ketiga Saka ini memiliki
sebuah tujuan dan cita-cita ke depan yang mampu dijadikan pandangan maju untuk
mencapai kehidupan Pramuka yang lebih baik dimulai dari keeratan hubuan ketiga Saka ini. Gagasan
inilah yang mendasari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada Hari
Minggu tanggal 1 April 2012 di hutan Tembakur, sebuah wilayah di sebelah utara
Kecamatan Pesanggaran.
Berbagai rangkaian kegiatan sukses terlaksana
dengan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak terutama kekompakan para
Dewan Saka dan senior dari ketiga Saka tersebut. Dukungan andalan dan Kwartir
Ranting juga turut menjadikan kegiatan ini mencapai 100% mulai awal hingga
akhir.
Setelah melalui tahap perencanaan selama kurang
lebih 1 bulan, kegiatan ini mampu mencapai hasil akhir dengan cukup memuaskan.
Secara singkat susunan panitia kegiatan ini dijabat langsung oleh Dewan Saka
dari ketiga Saka yang ada di Kwartir Pesanggaran dan Siliragung. Ketua panitia
dijabat kembali oleh Kak Fajriyan Hardiana, yang sebelumnya pernah menjabat
sebagai ketua panitia pula pada kegiatan latgab tahun baru lalu. Dibantu oleh
koordinator lapangan, Kak Samsul dan penanggung jawab Kak Saiful AR yang sudah
cukup lama berkecimpung di dunia Pramuka, pengalaman-pengalaman lalu mampu
mencadi acuan bagi suksesnya kegiatan ini.
Mengapa Harus Mengambil Tema Survival?
Survival menjadi pilihan bagi tema kegiatan
ini. Sebab jika kita tinjau dari pengertian dasarnya yakni “pola bertahan hidup
dari keadaan paling buruk”, tema ini sudah cukup mewakili materi SKK dari
masing-masing Saka. Jika kita telaah lebih luas lagi, survival ini ternyata
tidak hanya dipakai pada saat kita berada di alam saja. Seluruh aspek mampu
tercakup dengan satu istilah ini. Beberapa di antaranya dicontohkan bahwa survival
itu bisa kita terapkan pada sebuah organisasi ketika organisasi itu dalam
keadaan kritis, kehilangan pemimpin organisasi, terpecah-belahnya anggota
organisasi, atau ketidakkompakan masing-masing anggota organisasi yang
menyebabkan organisasi tersebut di ambang kehancuran. Dalam lingkungan keluarga
survival ini mampu kita terapkan ketika kondisi keluarga kita hancur, broken
home, dan lain sebagainya. Dicontohkan pula pada sebuah perusahaan yang sedang
mengalami kabangkrutan, maka prinsip-prinsip survival mampu kita terapkan ke
arah tersebut. Dan masih banyak lagi penerapan yang bisa kita pakai pada
berbagai keadaan dalam kehidupan kita.
Nah, jadi tidak salah jika tema survival ini
menjadi pilihan akhir hasil kesepakatan dari seluruh panitia dan jajaran senior
yang mendukung kegiatan ini. Apalagi dari Saka Bahari dan Wirakartika memang
memiliki SKK Survival dari salah satu kridanya. Bakti Husada? No problem.
Survival bisa diarahkan ke aspek lain yang tidak harus mengacu pada SKK.
Proses Kegiatan
Kegiatan Latgab Asa Bati Saraka ini terbagi
menjadi beberapa sesi yang seluruhnya merupakan rangkaian kegiatan bertema
survival. Diawali dengan checking peserta dan upacara pembukaan, kegiatan ini
berlanjut sesuai dengan pembagian pos materi sesuai dengan perencanaan
kegiatan. Sedikitnya ada 6 pos materi yang merupakan pembagian dari materi
ketiga Saka. Secara rinci pembagian pos materi ini adalah sebagai berikut:
Sea and Jungle Survival
Bidang materi: Saka Bahari
Pembekalan survival |
Merupakan pembekalan awal kepada peserta
kegiatan latgab tentang berbagai teknik cara bertahan hidup di laut dan di hutan.
Secara umum hampir sama, namun pengenalan lokasi dan alternatif apa saja yang
harus kita lakukan tidak sama. Survival di laut meliputi pengenalan medan air,
makanan apa saja yang bisa kita makan ketika berada di laut, tindakan apa saja
yang harus kita lakukan ketika berada di laut saat dalam kondisi kritis, dan
sebagainya. Hal ini dapat kita terapkan ketika kita dalam kondisi seperti saat
hanyut, kecelakaan laut, dan lain sebagainya. Beberapa hal perlu diperhatikan,
sebab jika kita sama sekali tidak memiliki bekal bagaimana saat dalam kondisi
tersebut maka bisa saja kita mengalami kematian.
Sedangkan survival di hutan meliputi pengenalan
makanan apa saja yang bisa kita konsumsi ketika kita dalam kondisi terburuk di
hutan, teknik mencari air, dan sebagainya. Beberapa makanan dicontohkan seperti
ular dan belalang bisa kita makan ketika dalam kondisi terdesak, namun harus
dengan teknik tertentu untuk mandapatkan makanan tersebut agar terhindar dari
racun/ bisa. Berbagai tumbuhan hutan juga mampu jadi alterntif ketika kita
benar-benar menerapkan prinsip survival.
Navigasi Darat
Bidang materi: Saka Wirakartika
Materi navigasi darat<.td> |
Sudahkah anda tahu apa yang harus kita lakukan
ketika kita tersesat di hutan? Ya jawabannya adalah STOP. Merupakan singkatan
dari Sit down, Thinking, Observe, Planning. Keempat rincian tersebut adalah
teknik bagaimana kita agar bisa keluar dari kondisi tersesat. Tata urutannya
sudah jelas. Namun, jika kita memiliki bekal mampu membaca medan sekitar tempat
kita tersesat, maka hal tersebut tidak akan bertahan lama. Jalan keluar akan
segera kita temukan.
Navigasi darat merupakan salah satu alternatif
untuk mengatasi kondisi tersebut. Pembacaan medan yang tepat akan mempercepat
kita menemukan jalan keluar. Dengan hanya berbekal kompas dan peta wilayah
saja, teknik ini mudah dilakukan. Mengamati tempat-tempat yang ada pada peta
seperti gunung, bukit, lembah, sungai, dan sebagainya dengan mencocokkannya
dengan kondisi di sekitar tempat kita berada. Maka dalam waktu singkat kita
akan tahu di mana posisi kita dan jalan kluar akan segera kita temukan.
Repling
Bidang materi: Saka Wirakartika
Kegiatan repling |
Sebuah sub materi dari krida mountaineering di
Saka Wirakartika. Teknik turun tebing dan bukit dengan menggunakan satu
perangkat alat repling akan memudahkan kita mengarungi berbagai medan di hutan
maupun di daerah pegunungan. Waktu pun akan dapat kita persingkat jika teknik
ini sudah kita kuasai. Maka semboyan “nothing’s impossible” pun akan selalu
berlaku bagi kita.
Cukup berbekal figure X, carabiner O, tali
karmantel, safety webing, dan sarung tangan maka kegiatan repling ini dapat
kita laksanakan. Dalam survival, repling ini bisa kita gunakan ketika kita
menemui jalan buntu. Ketika kita dihadapkan pada jurang ataupun tebing tinggi,
maka bukan hal yang tidak mungkin kita lalui jika kita sudah menguasai teknik
repling.
Dapur Umum Makanan Darurat
Bidang materi: Saka Bakti Husada
Suasana di pos DU makanan darurat |
Ketika kita berada di hutan dan kita dihadapkan
pada makanan-makanan yang sebetulnya bisa dimakan namun butuh sebuah teknik
pengolahan, maka DU makanan daruratlah yang bisa kita terapkan. Sebetulnya DU
ini sendiri lebih tepat diterapkan ketika kondisi bencana alam sehingga tenda
darurat perlu didirikan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan tubuh akan
asupan makanan. Namun dalam survival pun juga bisa kita terapkan, mengingat
asupan zat-zat makanan penting seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin,
dan lemak tetap kita butuhkan untuk proses bertahan hidup.
Secara umum DU makanan darurat harus memenuhi
beberapa persyaratan seperti makanan yang diolah harus memenuhi standar gizi
meskipun sederhana, tempat DU yang datar, dekat dengan air, jauh dari bencana,
hingga teknik memasak dan pengorganisasian yang seluruhnya butuh prosedur yang
jelas agar DU tetap berjalan lancar. Setidaknya teknik pemenuhan gizi tubuh
akan sumber tenaga harus terpenuhi jika kit` sudah mengenal DU.
Dalam kegiatan latgab ini, sengaja panitia
hanya memberikan ubi sebagai konsumsi kepada peserta. Dengan hanya berbekal
kaleng, peserta diharuskan mampu memasak ubi tersebut sesuai dengan petunjuk
yang telah diberikan sehingga mampu memenuhi kebutuhan sangganya akan asupan
energi. Hasil akhir peserta akan memiliki kemandirian yang matang dan mampu
menghadapi kondisi tersulit dengan berfikir cerdas memanfaatkan berbagai
alternatif yang ada di lingkungan sekelilingnya.
Rakit Bahan Bambu
Bidang materi: Saka Bahari
Rakit bahan bambu |
Kali ini akan diberikan bekal kepada peserta
jika suatu saat dalam keadaan survival mereka menemui medan sungai sebagai
jalan utama untuk lolos dari ketersesatan. Alternatif ini disampaikan oleh Saka
Bahari berupa pembuatan rakit berbahan dasar bambu. Mengingat bambu mudah
didapat di alam dan merupakan alternatif paling mudah untuk mengatasi kesulitan
tersebut.
Rakit sederhana ini hanya cukup membutuhkan
bambu dan tali penguat saja agar susunan bambu tidak terpisah-pisah. Cara
membuatnya hanya tinggal menjajarkan bambu dengan susunan arah yang sama,
kemudian meletakkan dua atau tiga bambu dengan susunan melintang masing-masing
pada kedua ujung dan tengah susunan bambu awal, kemudian mengikatnya dengan
tali penguat. Sebuah rakit sederhana bisa kita gunakan untuk mengarungi sebuah
sungai dengan aliran tenang.
Bagaimana untuk sungai dengan aliran deras? Dua
buah ban pelampung perlu kita tambahkan pada bagian bawah rakit agar rakit
mampu mengapung lebih baik dan mampu mengarungi medan yang lebih deras. Susunan
bambu pun bisa kita atur lebih sesuai lagi jika kita menghadapi medan sungai
yang benar-benar deras. Pengurangan jumlah bambu akan lebih baik.
Selain itu di pos materi RBB ini dijelaskan pula
kode-kode yang harus dipahami oleh peserta sebagai sarana komunikasi lalu
lintas di laut. Sehingga wawasan pun akan lebih banyak didapat oleh peserta
latgab untuk penerapan di kehidupan nyata.
Pertolongan Pertama Gawat Darurat
Bidang materi: Saka Bakti Husada
Materi PPGD |
Bagaimana jika kemungkinan lebih buruk terjadi
ketika kita dalam keadaan survival? Pertolongan pertamalah jawabannya. Memang ada
beberapa hal yang perlu diwaspadai utuk menghadapi kemungkinan paling buruk
ketika survival. Saat kondisi tubuh drop, maka kontrol gerakan dan gerak tubuh
kita akan berkurang. Dehidrasi akan memperparah keadaan jika kita tak tahu
bagaimana cara menanganinya. Kondisi otot-otot tubuh yang kaku akan menimbulkan
kram yang lebih memperparah keadaan. Sehingga berbagai kecelakaan pun akan
menimpa siapa saja dalam kondisi survival karena kondisi tubuh yang memang tak
mampu kita kendalikan. Jatuh, kesleo, memar, pingsan, bahkan patah tulang.
Seluruh kemungkinan buruk ini tak akan terjadi
jika kita mampu mengatasinya sejak awal dengan prinsip-prinsip yang ada pada
PPGD. Saat dehidrasi maka pertolongan pertama yang harus diberikan adalah
mengganti ion tubuh yang hilang. Cairan pengganti ion tubuh yang paling mudah
didapatkan di alam adalah air kelapa. Kandungan air kelapa yang memang kaya
akan mineral tersebut mampu dengan cepat memulihkan kondisi tubuh kita dari
keadaan dehidrasi.
Ketika kaki sudah mulai lunglai karena proses
survival yang terlalu lama, maka alternatif untuk pertolongan pertamanya adalah
dengan memanfaatkan TOGA yang banyak terdapat di alam. Kencur adalah salah satu
tanaman obat yang mampu mengatasi keadaan tersebut. Cukup dilumatkan dan
dicampur dengan sedikit air lalu dilumurkan pada kaki, maka otot-otot kaki akan
merenggang dan dapat menghindari terjadinya kram, kaku otot, atau bahaya-bahaya
lain. Lebih baik lagi jika terdapat campuran beras. Untuk bengkak atau lebam,
kencur dan beras cukup dilumatkan tanpa dicampur air. Dibubuhkan pada bengkak
atau lebam beberapa saat, lalu diambil kembali. Hal tersebut cukup efektif
untuk mengurangi keadaan semacam itu.
Untuk korban patah tulang, maka teknik bidai
menjadi alternatif PPGD. Berbagai teknik pembidaian memiliki fungsi
masing-masing tergantung dari cedera patah tulang yang dialami.
Bagaimana dengan korban yang terjatuh kemudian
pingsan? Langkah pertama adalah melonggarkan seluruh pakaian dan aksesoris yang
menempel pada tubuhnya kemudian memberinya bau-bauan yang menyengat seperti
minyak kayu putih. Saat berada di alam kita bisa memakai daun sembukan sebagai
alternatif. Jika kondisi korban lebih parah seperti kehabisan nafas, maka
kondisi tersebut kita kategorikan dalam kondisi kritis. Resusitasi dengan cara
pijat jantung dan nafas buatan harus kita berikan sesegera mungkin. Sebab
keterlambatan sedikit saja akan mampu menghilangkan nyawa korban.
Keseluruhan teknik-teknik tersebut merupakan
rangkaian tindakan yang harus kita lakukan untuk menangani berbagai keadaan
korban sesuai dengan kemungkinan buruk survival. Sudah seyogyanya peserta
Latgab Asa Bati Saraka ini memahami hal tersebut.
Penutup Kegiatan
Upacara penutupan menjadi momen akhir kegiatan
latgab ini. Dengan wajah puas yang tergambar dari seluruh peserta, panitia, dan
seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, akhirnya kegiatan Latgab
Asa Bati Saraka ini mencapai hasil maksimal yang patut dibanggakan. Diharapkan
kegiatan semacam ini akan terus menjadi momen yang perlu dilestarikan agar
hubungan antar Saka semakin erat dan kehidupan Pramuka Indonesia akan jauh
lebih baik.
Kebersamaan Bati Saraka |
Semangat terus Bati Saraka! Mari wujudkan
Gerakan Pramuka bisa dengan Satuan Karya!
Salam Pramuka!!!
Video Kegiatan Latgab
Dapur Umum Makanan Darurat II
Video Kegiatan Latgab
Dapur Umum Makanan Darurat I
Dapur Umum Makanan Darurat II
Repling
0 komentar:
Posting Komentar