Sejak pkl. 09.00 kegiatan ini sudah memulai
rintisan dengan didahului pembekalan seputar krida dan SKK yang terdapat dalam
masing-masing krida beserta segala hal yang terkait di dalamnya. Setidaknya
gambaran-gambaran rinci pada acara pembukaan tersebut mampu memberikan prospek
ke depan yang lebih jelas terhadap program kerja yang akan dilaksanakan oleh
masing-masing krida.
Krida ini sendiri merupakan pembagian kelompok
kecil dalam sebuah satuan karya. Setiap krida memiliki SKK (Syarat Kecakapan
Khusus) yang bisa ditempuh untuk mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Dari
keenam krida yang ada dalam Saka Bakti Husada, kali ini kami membentuk 5 krida
yang terdiri dari krida bina lingkungan sehat, krida bina keluarga sehat, krida
penanggulangan penyakit, krida bina gizi, dan krida bina obat. Tersisa krida
bina PHBS yang masih belum bisa kami tempuh mengingat terbatasnya kuantitas
anggota.
Dua macam sistem pengujian dipakai dalam kegiatan
ini menyesuaikan dengan pengertian dasar satuan karya yang di antaranya
merupakan media pengembangan bakat dan minat peserta didik. Untuk itu, dalam
kegiatan penempuhan badge krida I ini, kegiatan uji bakat mendominasi seluruh
rangkaian kegiatan yang terdiri dari kegiatan praktik dan tanya jawab. Sedangkan
uji minat akan kami laksanakan pada agenda berikutnya yakni penempuhan badge
krida II dengan uji tulis menjadi agenda inti.
Beberapa kegiatan praktik praktis telah terlaksana
sesuai dengan agenda kerja, yakni:
- Pembuatan pestisida alami pada pos krida bina lingkungan sehat
Membuat pestisida alami |
Kegiatan ini merupakan pengamalan dari salah satu
SKK dalam krida bina lingkungan sehat yakni SKK pengamanan pestisida. Secara
umum SKK pengamanan pestisida ini mencakup berbagai tindakan-tindakan aktif
mengamankan bahan-bahan kimia yang terkandung dalam pestisida agar tidak
terjangkau dengan makanan, mencemari lingkungan, kontak negatif dengan tubuh,
dan berbagai bahaya lain. Dengan adanya usaha pembuatan pestisida organik ini
diharapkan hal-hal negatif dari pestisida kimia tersebut dapat teratasi dengan
adanya rolling dengan pestisida organik.
Pestisida organik ini merupakan bahan-bahan
pembasmi hama maupun gulma yang terbuat dari bahan-bahan alami. Beberapa bahan
dicontohkan dalam kegiatan ini yakni tembakau, bawang merah, bawang putih, daun
pepaya, dan sebagainya.
- Obat nyamuk tradisional pada pos krida penanggulangan penyakit
Pembuatan obat nyamuk tradisional |
Demam berdarah dan malaria merupakan beberapa SKK
yang terdapat dalam krida penanggulangan penyakit. Tindakan preventif merupakan
usaha efektif untuk mengatasi wabah dari penyakit ini. Beberapa hal yang bisa
dilakukan yakni dengan membiasakan diri hidup sehat, melaksanakan 3M secara
rutin, dan berbagai usaha untuk memberantas sarang nyamuk. Ketika pemberantasan
sarang nyamuk itu pun tidak mencapai hasil yang maksimal maka tentunya beberapa
ekor nyamuk masih menjadi momok yang menakutkan bagi diri maupun lingkungan.
Nah, berlatar belakang dari kondisi itulah kegiatan ini dilaksanakan.
Dengan kita mengetahui cara memanfaatkan berbagai
bahan alam yang ada di lingkungan sekitar kita, tentunya wabah seperti apapun
tidak akan memberikan efek yang serius bagi kita. Pencegahan sekaligus
penanggulangan penyakit juga terlaksana dengan adanya pengetahuan yang mantap. Cukup
dengan memanfaatkan bahan-bahan sederhana seperti kulit jeruk, serai, daun
pepaya, daun sirih, bunga kluwih, dan berbagai bahan sederhana lainnya, obat
penangkal nyamuk sudah bisa kita buat. Mau tau caranya? Ikut Saka Bakti Husada
ya...:)
- Pemanfaatan toga pada pos krida bina obat
Membuat obat dari toga |
Sudah tau bukan bahwa setiap obat-obatan kimia
pasti memiliki efek samping? Mulai dari kantuk, gangguan pencernaan,
ketergantungan, hingga alergi dapat terjadi jika kita mengkonsumsi obat-obatan
kimia. Belum lagi harga yang kurang terjangkau bagi sebagian kalangan. Obat-obatan
palsu pun kini juga kian marak yang secara fisik sangat sulit sekali dibedakan.
Nah, jika memang ada obat yang aman dikonsumsi, tanpa efek samping, dan terjangkau
bagaimana?
Menikmati toga hasil racikan sendiri |
Toga merupakan satu alternatif yang menjawab semua
fenomena tersebut. Khasiat alami yang sudah sejak dulu dikenal oleh masyarakat
Indonesia, mampu mengobati berbagai penyakit tanpa efek samping apapun.
Seluruhnya aman dikonsumsi dalam kondisi bagaimanapun. Bahkan selain sebagai
obat, toga juga dapat berfungsi sebagai penjaga kestabilan kesehatan tubuh jika
kita mau mengkonsumsinya secara rutin.
Beberapa toga menjadi bahan kegiatan uji krida bina
obat ini, di antaranya jahe, lengkuas, kunyit, kencur, dsb. Seluruh bahan-bahan
tersebut di dampingi bahan-bahan tambahan seperti asam, gula jawa, beras, dll. Proses
uji krida menjadi lebih menarik ketika peserta didik mampu menikmati racikan toga
hasil olahannya sendiri.
- Menjadi ibu yang baik pada pos krida bina keluarga sehat
Praktik cara merawat bayi |
Pentingnya kesehatan keluarga terutama kesehatan
ibu dan anak menjadi topik utama pada uji krida bina keluarga sehat ini. KIA
yang merupakan pedoman vital bagi ibu dan anak yang diasuhnya merupakan syarat
penting bagi setiap ibu yang wajib diketahui. Ibu yang baik berdasarkan KIA
tersebut adalah ibu yang mampu mengetahui keadaan anak/ bayi, mengetahui
bagaimana cara merawat, bagaimana memberi asupan gizi yang benar, dan
sebagainya. Dasar-dasar yang tidak dikuasai secara matang sebagai seorang ibu
akan sangat mengkhawatirkan bagi anak yang sedang diasuh atau dikandungnya.
Bentuk praktik berupa cara merawat bayi diterapkan
dalam kegiatan pada pos krida bina keluarfa sehat ini. Kegiatan ini cukup
efektif diterapkan mengingat adik didik Saka Bakti Husada Kwarran Pesanggaran
seluruhnya adalah putri. Antusias tercipta ketika kegiatan berlangsung. Kesan
lucu dan lugu tergambar dari bagaimana cara setiap adik didik menerapkan apa
yang tergambar di benaknya sebagai seorang ibu. Namanya juga belajar. Semua
diawali dari yang tidak bisa agar menjadi bisa. Setidak-tidaknya langkah dini
ini mampu menjadi bekal bagi adik didik sebelum nantinya suatu saat mereka
betul-betul bertindak sebagai seorang ibu secara nyata.
- Perencanaan menu pada pos krida bina gizi
Proses perencanaan menu |
Menu yang baik adalah jika menu tersebut mengandung
gizi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh. Asupan yang kurang maupun berlebihan
juga akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Secara umum gizi seimbang yang dibutuhkan tubuh ialah
mengandung zat sumber energi, pembangun, dan pengatur. Keseluruhannya terdapat
pada zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral,
lemak, dan air. Karbohidrat dan lemak berfungsi sebagai sumber energi, protein
sebagai zat pembangun, vitamin dan mineral sebagai zat pengatur, dan air
berfungsi membantu zat-zat tersebut dalam proses pencernaan yang pada beberapa
zat makanan lemak juga ikut berperan.
Berpedoman pada dasar tersebut, dewan saka krida
bina gizi memilih perencanaan menu sebagai SKK yang bisa diujikan. Dengan
memilih berbagai jenis makanan maka makanan tradisional “kolak” menjadi
alternatif mudah yang bisa diterapkan. Karbohidrat yang terletak pada ketela
sebagai bahan utama, vitamin pada buah pisang juga sebagai bahan utama, mineral
pada gula merah dan garam, lemak pada santan, dan air sebagai pelarut
bahan-bahan yang ada. Jika memang menginginkan protein ikut melengkapi
kandungan gizi makanan tersebut, maka bisa ditambahkan kacang hijau ke
dalamnya.
Seluruh bahan dicampur sesuai dengan takaran tepat
pada perencanaan menu. Kandungan karbohidrat, vitamin, mineral, dan zat-zat
lainnya harus seimbang, tidak boleh berlebihan. Dengan begitu maka menu
seimbang akan mampu kita peroleh hanya dengan mengkonsumsi makanan yang sederhana
dan praktis.
Dengan demikian, maka berakhirlah seluruh rangkaian
kegiatan penempuhan badge krida tahap I. Tahap II segera terealisasi pula.
Laskar Saka Bakti Husada Kwarran Pesanggaran, tetap semangat dan selalu optimis!
Sehat ada karena SBH jaya!
0 komentar:
Posting Komentar