"Kesehatan itu meliputi kesehatan
seluruhnya, bukan sebagian saja. Yakni kesehatan lingkungan sekeliling
kita juga, bukan hanya kesehatan diri kita saja."
Begitulah konsep dasar yang mengawali terlaksananya pelantikan susulan ini. Berbekal pada konsep tersebut maka panitia pelantikan memilih materi Avian influenza
sebagai materi pokok pengusung kegiatan ini. Mengingat wabah ini masih
bisa dibilang marak walaupun kabarnya sudah hampir tidak terdengar lagi
baru-baru ini. Namun di beberapa tempat sebetulnya masih banyak kasus
flu burung yang terjadi. Nah, sebagai seorang Bakti Husada, sangatlah
tidak wajar jika wabah yang umum seperti ini kita tidak tahu cara
menanganinya bahkan mencegahnya.
Maka
dari itu, mari kita mulai sejak awal sebelum dampak besar akan datang
di kemudian hari. Berikut kegiatan perkemahan pelantikan Saka Bakti
Husada (Gelombang II) ini secara rinci:
Kegiatan Perkemahan
Kegiatan
ini merupakan awal dimulainya kegiatan sebelum konsep awal di atas
berjalan. Secara keseluruhan kegiatan perkemahan pelantikan gelombang II
ini tidak jauh beda dengan kegiatan perkemahan pelantikan sebelumnya.
Kegiatan dipenuhi dengan acara-acara menarik yang mampu menggugah
semangat peserta perkemahan.
Pendirian tenda dan checking peserta mengawali jalannya kegiatan
perkemahan pelantikan ini. Kegiatan yang sejatinya dimulai pukul 16.30
ini cukup menjadi kegiatan yang singkat namun padat dan penuh dengan
cakupan kegiatan dan pengetahuan. Betapa tidak. Jika perkemahan
sebelumnya saja mengambil hampir keseluruhan waktu untuk kegiatan,
kegiatan ini cukup mengambil waktu aktif mulai pukul 16.30 - 01.30.
Namun sama sekali tidak mengurangi cakupan acara yang mampu memberikan
dampak positif bagi peserta perkemahan.
Kegiatan
pertama diawali dengan materi kerohanian yang mampu dijadikan sarana
sebagai penyejuk hati masing-masing individu. Tanpa memandang suatu
perbedaan, keempat macam kepercayaan manjadi satu padu dalam balutan
siraman rohani ini. Muslim, Kristiani, Hindu, dan Budha. Ya!
Berbeda-beda namun tetap satu jua. Itulah semboyan negara kita tercinta
yang sengaja memang dibuat sedemikian rupa oleh panitia menjadi konsep
matang untuk acara perkemahan. "Kebersamaan". Keseluruhan kegiatan mulai
dari awal sampai akhir berpedoman pada konsep tersebut demi menjaga
keutuhan sangga sekaligus menjadi nilai positif untuk bisa dipakai dalam
organisai ke depan. Tanpa memandang status, kepercayaan, asal Gudep,
maupun perbedaan lainnya kegiatan-demi kegiatan dilakukan secara
bersama-sama. Konsep semacam ini dilaksanakan mengingat seluruh peserta
perkemahan seluruhnya adalah putri, sehingga satuan terpisah sengaja
dihapus sementara dalam kegiatan perkemahan ini.
Pengenalan
saka menjadi agenda kegiatan selanjutnya. Bukan hanya pengenalan saka
saja yang menjadi fokus, namun juga pengakraban masing-masing peserta
dengan panitia. Sistem pos materi menjadi trik khusus dalam kegiatan
ini. Masing-masing kelompok panitia memegang satu jenis bagian materi
kesakaan dan peserta diinstruksikan untuk memenuhi keseluruhan poin
materi dari masing-masing kelompok panitia tersendiri. Sehingga
seolah-olah ada misi khusus yang harus dicapai oleh peserta dengan
pencapaian poin materi secara lengkap.
Memenuhi konsumsi bersama |
Kegiatan
lintas kota menjadi kegiatan yang mampu menggugah semangat para peserta
perkemahan selanjutnya. Sedikitnya ada lima cakupan materi yang diusung
dalam kegiatan perjalanan malam ini. Salah satunya adalah pengenalan
lingkungan hidup. Panitia mengambil setting pasar sebagai tempat
dilaksanakannya materi ini. Dengan media sampah yang ada di sekitar area
kegiatan, panitia berusaha memperkenalkan bahaya lingkungan hidup
akibat sampah yang tidak ditangani secara serius. Cakupan materi lainnya
meliputi materi kejujuran diri, renungan, gembira malam, dan games.
Hingga kegiatan ini berakhir pada pukul 01.30 dan saatnya bagi peserta
untuk mengistirahatkan diri.
Kebersamaan itu indah |
Selepas
sholat subuh kegiatan dilanjutkan dengan olahraga pagi yang dimulai
pukul 05.00. Semangat pagi mulai muncul kembali dalam diri peserta
perkemahan. Antusias ini diterapkan secara lanjut dengan kegiatan
memasak yang dilakukan secara kompak bersama-sama. Dengan menggunakan
perlengkapan seadanya peserta perkemahan dituntut harus mampu memenuhi
kebutuhan konsumsi satuan sangga mereka. Tanpa pisau, tanpa penumbuk
bumbu, dan tanpa kompor. Sehingga batu bata pun menjadi kompor
tradisonal dan batu-batu yang ada di sekeliling area menjadi alat
penumbuk bumbu darurat. Bahkan daun pisang pun menjadi piring universal
bagi perwujudan kebersamaan sangga tersebut.
Apa Itu Avian Influenza?
Hal
inilah yang ada di benak masing-masing peserta perkemahan sebelum
materi ini disampaikan oleh instruktur. Tentunya juga timbul
pertanyaan-pertanyaan lain seperti apakah penyebab Avian influenza? Bagaimana cara pencegahannya? Bagaimana menanggulanginya? Apa tanda-tanda penyakit tersebut?
Kak Gian Robby FA: Contoh penanganan sebelum vaksinasi |
Dua
instruktur sekaligus diterjunkan untuk memberikan seputar materi ini.
Tutor pertama adalah Kak Gian Robby Ferary Anwar yang bergerak di bidang
kedokteran hewan dengan memberikan penyuluhan tentang penyebab, gejala,
penularan, pencegahan, dan aspek-aspek lain tentang Avian influenza
pada hewan. Sedangkan instruktur kedua adalah Kak Dewi Mandasari yang
bergerak di bidang kedokteran umum yang memberikan penyuluhan seputar
bahaya Avian influensa jika tertular kepada manusia.
Dimulai
dengan flu burung pada hewan yang sejatinya disebabkan oleh virus H5N1
yang sebagian besar menyerang unggas dengan kasus paling sering adalah
pada ayam dan itik. Namun virus ini ternyata juga mampu menular pada
hewan-hewan vertebrata lain seperti kucing, anjing, sapi, dan lain
sebagainya. Virus yang secara umum digolongkan menjadi golongan ganas
dan ringan ini langsung menyerang sistem imun pada hewan. Sehingga hewan
yang terjangkit virus ini lama-kelamaan kondisinya akan melemah
sehingga akan mati. Sungguh mengenaskan jika hal ini terjadi pada
pengusaha peternakan yang serius mengembangkan usahanya.
Praktik vaksinasi secara langsung oleh peserta didik |
Kak Dewi M.: Bahaya flu burung pada manusia |
Hingga
sekarang pun virus ini masih belum ada penangkalnya. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan adalah dengan tindakan preventif. Beberapa di
antaranya adalah dengan vaksinasi dan biosekurity. Nah, bagaimanakah
cara melakukan vaksinasi yang benar? Hal inilah yang juga
disosialisasikan oleh instruktur dengan praktikum secara langsung ke
media ayam. Masing-masing peserta belajar secara dasar bagaimana cara
pemberian vaksin yang benar, rambu-rambu yang harus dipenuhi saat
vaksinasi, dan rentan waktu kapan saja yang benar untuk melakukan
vaksinasi. Dengan begitu setidaknya para peserta sudah memiliki bekal
dasar sebelum nantinya terjun secara langsung di masyarakat.
Selanjutnya
bagaimana dampak jika virus ini menyerang pada manusia? Secara umum
ternyata gejalanya sama seperti gejala flu biasa. Demam, pilek, pusing,
dan berbagai gejala-gejala lain. Namun seringkali kita sulit membedakan
apakah itu flu burung atau flu biasa. Maka dari itu satu-satunya cara
pencegahan bagi kita adalah dengan selalu menjaga kesehatan makanan dan
minuman yang kita konsumsi. Pilih makanan yang bergizi. Karena dengan
pilihan makanan yang tepat akan menjaga kesehatan serta sistem imun kita
agar tetap kuat. Jika membeli ayam pilih daging yang sehat dengan
ciri-ciri tidak pucat, tidak berwarna kebiru-biruan, serta kesat jika
diraba. Selalu menjaga kebersihan lingkungan. Jika memang memiliki usaha
peternakan ayam atau unggas lainnya maka selalu bersihkan
kandang dan peralatan kandang secara rutin. Dengan tetap menjaga
kesehatan diri serta lingkungan kita maka harapan besar bagi kita untuk
terhindar dari bahaya Avian influenza yang kian mewabah.
Pelantikan dan Serah Terima Jabatan
Upacara penutupan |
Kegiatan
ini merupakan kegiatan penutup dari keseluruhan kegiatan yang ada.
Upacara penutupan menjadi simbol ditutupnya acara perkemahan. Kegiatan
khidmad dilaksanakan meskipun dengan kondisi yang sederhana. Pimpinan
Saka Bakti Husada Kwarran Pesanggaran, Kak Mukhlas, A.Md.G. bertindak
langsung sebagai pembina upacara sekaligus menyematkan badge Saka Bakti
Husada sebagai simbol pelantikan. Diikuti semangat yang masih membumbung
tinggi dari seluruh peserta, kegiatan ini lancar dilaksanakan.
Yang
akhirnya kegiatan diakhiri dengan serah terima jabatan dari Dewan Saka
periode 2011-2012 ke Dewan Saka baru periode 2012-2013. Penyerahan
bendera Saka Bakti Husada menjadi simbol tanggung jawab dari Dewan Saka
baru yang telah terbentuk. Semoga dengan ini Saka Bakti Husada Kwartir
Ranting Pesanggaran mampu bergerak lebih baik untuk periode ke depan.
Amin.
Prosesi serah terima jabatan |
0 komentar:
Posting Komentar