Rabu, 25 Januari 2012

Tanggap Flu Burung Dalam Kemah Pelantikan Saka Bakti Husada Rotasi VII (Gelombang II)

"Kesehatan itu meliputi kesehatan seluruhnya, bukan sebagian saja. Yakni kesehatan lingkungan sekeliling kita juga, bukan hanya kesehatan diri kita saja."

Begitulah konsep dasar yang mengawali terlaksananya pelantikan susulan ini. Berbekal pada konsep tersebut maka panitia pelantikan memilih materi Avian influenza sebagai materi pokok pengusung kegiatan ini. Mengingat wabah ini masih bisa dibilang marak walaupun kabarnya sudah hampir tidak terdengar lagi baru-baru ini. Namun di beberapa tempat sebetulnya masih banyak kasus flu burung yang terjadi. Nah, sebagai seorang Bakti Husada, sangatlah tidak wajar jika wabah yang umum seperti ini kita tidak tahu cara menanganinya bahkan mencegahnya.

Maka dari itu, mari kita mulai sejak awal sebelum dampak besar akan datang di kemudian hari. Berikut kegiatan perkemahan pelantikan Saka Bakti Husada (Gelombang II) ini secara rinci:


Kegiatan Perkemahan

Kegiatan ini merupakan awal dimulainya kegiatan sebelum konsep awal di atas berjalan. Secara keseluruhan kegiatan perkemahan pelantikan gelombang II ini tidak jauh beda dengan kegiatan perkemahan pelantikan sebelumnya. Kegiatan dipenuhi dengan acara-acara menarik yang mampu menggugah semangat peserta perkemahan.

Pendirian tenda dan checking peserta mengawali jalannya kegiatan perkemahan pelantikan ini. Kegiatan yang sejatinya dimulai pukul 16.30 ini cukup menjadi kegiatan yang singkat namun padat dan penuh dengan cakupan kegiatan dan pengetahuan. Betapa tidak. Jika perkemahan sebelumnya saja mengambil hampir keseluruhan waktu untuk kegiatan, kegiatan ini cukup mengambil waktu aktif mulai pukul 16.30 - 01.30. Namun sama sekali tidak mengurangi cakupan acara yang mampu memberikan dampak positif bagi peserta perkemahan.


Kegiatan pertama diawali dengan materi kerohanian yang mampu dijadikan sarana sebagai penyejuk hati masing-masing individu. Tanpa memandang suatu perbedaan, keempat macam kepercayaan manjadi satu padu dalam balutan siraman rohani ini. Muslim, Kristiani, Hindu, dan Budha. Ya! Berbeda-beda namun tetap satu jua. Itulah semboyan negara kita tercinta yang sengaja memang dibuat sedemikian rupa oleh panitia menjadi konsep matang untuk acara perkemahan. "Kebersamaan". Keseluruhan kegiatan mulai dari awal sampai akhir berpedoman pada konsep tersebut demi menjaga keutuhan sangga sekaligus menjadi nilai positif untuk bisa dipakai dalam organisai ke depan. Tanpa memandang status, kepercayaan, asal Gudep, maupun perbedaan lainnya kegiatan-demi kegiatan dilakukan secara bersama-sama. Konsep semacam ini dilaksanakan mengingat seluruh peserta perkemahan seluruhnya adalah putri, sehingga satuan terpisah sengaja dihapus sementara dalam kegiatan perkemahan ini.

Pengenalan saka menjadi agenda kegiatan selanjutnya. Bukan hanya pengenalan saka saja yang menjadi fokus, namun juga pengakraban masing-masing peserta dengan panitia. Sistem pos materi menjadi trik khusus dalam kegiatan ini. Masing-masing kelompok panitia memegang satu jenis bagian materi kesakaan dan peserta diinstruksikan untuk memenuhi keseluruhan poin materi dari masing-masing kelompok panitia tersendiri. Sehingga seolah-olah ada misi khusus yang harus dicapai oleh peserta dengan pencapaian poin materi secara lengkap.

Memenuhi konsumsi bersama
Kegiatan lintas kota menjadi kegiatan yang mampu menggugah semangat para peserta perkemahan selanjutnya. Sedikitnya ada lima cakupan materi yang diusung dalam kegiatan perjalanan malam ini. Salah satunya adalah pengenalan lingkungan hidup. Panitia mengambil setting pasar sebagai tempat dilaksanakannya materi ini. Dengan media sampah yang ada di sekitar area kegiatan, panitia berusaha memperkenalkan bahaya lingkungan hidup akibat sampah yang tidak ditangani secara serius. Cakupan materi lainnya meliputi materi kejujuran diri, renungan, gembira malam, dan games. Hingga kegiatan ini berakhir pada pukul 01.30 dan saatnya bagi peserta untuk mengistirahatkan diri.

Kebersamaan itu indah
Selepas sholat subuh kegiatan dilanjutkan dengan olahraga pagi yang dimulai pukul 05.00. Semangat pagi mulai muncul kembali dalam diri peserta perkemahan. Antusias ini diterapkan secara lanjut dengan kegiatan memasak yang dilakukan secara kompak bersama-sama. Dengan menggunakan perlengkapan seadanya peserta perkemahan dituntut harus mampu memenuhi kebutuhan konsumsi satuan sangga mereka. Tanpa pisau, tanpa penumbuk bumbu, dan tanpa kompor. Sehingga batu bata pun menjadi kompor tradisonal dan batu-batu yang ada di sekeliling area menjadi alat penumbuk bumbu darurat. Bahkan daun pisang pun menjadi piring universal bagi perwujudan kebersamaan sangga tersebut.


Apa Itu Avian Influenza?

Hal inilah yang ada di benak masing-masing peserta perkemahan sebelum materi ini disampaikan oleh instruktur. Tentunya juga timbul pertanyaan-pertanyaan lain seperti apakah penyebab Avian influenza? Bagaimana cara pencegahannya? Bagaimana menanggulanginya? Apa tanda-tanda penyakit tersebut?

Kak Gian Robby FA: Contoh penanganan sebelum vaksinasi
Dua instruktur sekaligus diterjunkan untuk memberikan seputar materi ini. Tutor pertama adalah Kak Gian Robby Ferary Anwar yang bergerak di bidang kedokteran hewan dengan memberikan penyuluhan tentang penyebab, gejala, penularan, pencegahan, dan aspek-aspek lain tentang Avian influenza pada hewan. Sedangkan instruktur kedua adalah Kak Dewi Mandasari yang bergerak di bidang kedokteran umum yang memberikan penyuluhan seputar bahaya Avian influensa jika tertular kepada manusia.

Dimulai dengan flu burung pada hewan yang sejatinya disebabkan oleh virus H5N1 yang sebagian besar menyerang unggas dengan kasus paling sering adalah pada ayam dan itik. Namun virus ini ternyata juga mampu menular pada hewan-hewan vertebrata lain seperti kucing, anjing, sapi, dan lain sebagainya. Virus yang secara umum digolongkan menjadi golongan ganas dan ringan ini langsung menyerang sistem imun pada hewan. Sehingga hewan yang terjangkit virus ini lama-kelamaan kondisinya akan melemah sehingga akan mati. Sungguh mengenaskan jika hal ini terjadi pada pengusaha peternakan yang serius mengembangkan usahanya.
Praktik vaksinasi secara langsung oleh peserta didik

Kak Dewi M.: Bahaya flu burung pada manusia
Hingga sekarang pun virus ini masih belum ada penangkalnya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan tindakan preventif. Beberapa di antaranya adalah dengan vaksinasi dan biosekurity. Nah, bagaimanakah cara melakukan vaksinasi yang benar? Hal inilah yang juga disosialisasikan oleh instruktur dengan praktikum secara langsung ke media ayam. Masing-masing peserta belajar secara dasar bagaimana cara pemberian vaksin yang benar, rambu-rambu yang harus dipenuhi saat vaksinasi, dan rentan waktu kapan saja yang benar untuk melakukan vaksinasi. Dengan begitu setidaknya para peserta sudah memiliki bekal dasar sebelum nantinya terjun secara langsung di masyarakat.

Selanjutnya bagaimana dampak jika virus ini menyerang pada manusia? Secara umum ternyata gejalanya sama seperti gejala flu biasa. Demam, pilek, pusing, dan berbagai gejala-gejala lain. Namun seringkali kita sulit membedakan apakah itu flu burung atau flu biasa. Maka dari itu satu-satunya cara pencegahan bagi kita adalah dengan selalu menjaga kesehatan makanan dan minuman yang kita konsumsi. Pilih makanan yang bergizi. Karena dengan pilihan makanan yang tepat akan menjaga kesehatan serta sistem imun kita agar tetap kuat. Jika membeli ayam pilih daging yang sehat dengan ciri-ciri tidak pucat, tidak berwarna kebiru-biruan, serta kesat jika diraba. Selalu menjaga kebersihan lingkungan. Jika memang memiliki usaha peternakan ayam atau unggas lainnya maka selalu bersihkan kandang dan peralatan kandang secara rutin. Dengan tetap menjaga kesehatan diri serta lingkungan kita maka harapan besar bagi kita untuk terhindar dari bahaya Avian influenza yang kian mewabah.


Pelantikan dan Serah Terima Jabatan

Upacara penutupan
Kegiatan ini merupakan kegiatan penutup dari keseluruhan kegiatan yang ada. Upacara penutupan menjadi simbol ditutupnya acara perkemahan. Kegiatan khidmad dilaksanakan meskipun dengan kondisi yang sederhana. Pimpinan Saka Bakti Husada Kwarran Pesanggaran, Kak Mukhlas, A.Md.G. bertindak langsung sebagai pembina upacara sekaligus menyematkan badge Saka Bakti Husada sebagai simbol pelantikan. Diikuti semangat yang masih membumbung tinggi dari seluruh peserta, kegiatan ini lancar dilaksanakan. 

Yang akhirnya kegiatan diakhiri dengan serah terima jabatan dari Dewan Saka periode 2011-2012 ke Dewan Saka baru periode 2012-2013. Penyerahan bendera Saka Bakti Husada menjadi simbol tanggung jawab dari Dewan Saka baru yang telah terbentuk. Semoga dengan ini Saka Bakti Husada Kwartir Ranting Pesanggaran mampu bergerak lebih baik untuk periode ke depan. Amin.
Prosesi serah terima jabatan
 

0 komentar:

Posting Komentar